Saya melakukan perjalanan pada hari sabtu kemarin.Tujuan wisata saya kali ini yaitu bertema Religi. Wihara Tridharma adalah tujuan utama saya karena saya mendapatkan info tersebut dari ibu saya karena menurut beliau tempat ibadah itu mempunyai nilai sejarahnya juga. maka,tak perlu pikir panjang lagi keesokan hari nya sekitar pukul 09.00 pagi saya bersama ayah saya berangkat menuju Wihara yang terletak di Pondok Gede itu. Perjalanan memakan waktu sekitar 4-6 menit melalui Jalan Raya Hankam. kami pun tiba sekitar pukul 09:45 menit dan saat itu Wihara Tridharma sudah ramai dikunjungi para umat nya untuk beribadat. Tampak luar,bangunan ini memiliki halaman yang cukup luas dan menara yang cukup menjulang tinggi di sebelahnya. Bangunan wihara ini hampir sama dengan wihara yang ada di Negeri Tirai Bambu,Khas dengan Ornamen Naga berbagai ukuran serta pintu gapuranya di hiasi dua lingkaran menyerupai Yin Yang yang berarti Hitam dan Putih,Terang dan Gelap. Sungguh bangunan yang tampak megah dan antik. di teras lantai 2 nya,terdapat semacam meja abu berwarna emas yang pas dan antik seperti perhiasan.sekilas saya terkesima melihatnya. Tak ingin ketinggalan momen bangunan yang cantik ini,saya pun akhirnya memotret bagian tercantik dari sudut bangunan ini.
Setelah puas memotret,akhirnya saya mencari tahu sejarah dari bangunan ini. Berdasarkan wawancara saya dengan salah satu penjaga bangunan ini, "Buddha Tridharma,yang mana kita itu orang keturunan dan agama konghuchu nya masih dipake. dimana persembahyangan persembahyangan itu masih dipake,kalau terawadha itu khusus konghuchu dan Tridharma nya baru khusus Buddha" katanya sekilas. dan informasi yang saya dapat dari berbagai macam sumber,wihara ini diresmikan pada tanggal 3 April 2011 dan di bangun oleh sekelompok Djie Samsoe pada tanggal 31 Maret 1964. Dengan tekad yang bulat dan niat dari sekelompok Djie Samsoe untuk memiliki rumah ibadah sendiri,maka mereka dan para umatnya mendirikan wihara antik ini nan serba merah bercampur kuning emas untuk mencari agama yang sebenarnya. dan tidak hanya itu tujuannya,mereka berharap agar seluruh umatnya terutama warga keturunan Tionghoa dapat mengikuti acara kebaktian setiap minggu malam.Meskipun saya bukan penganut Buddha,saya sendiri merasa takjub akan suasana bangunan ini. wangi dupa di setiap sudut ruangan yang saya masuki sekejap menghipnotis pikiran saya . di lantai dasarnya,terdapat ruang serbaguna yang biasanya digunakan untuk berolahraga tenis para pemuda dan terdapat juga dua ruangan kelas untuk sekolah minggu.Saya hanya bisa merekam momen kegiatan-kegiatan tersebut karena ragu campur masih terkagum kagum melihat bangunan wihara ini dari luar sampai dalam.setelah puas mengabadikan di setiap sudut tercantik bangunan ini,saya pun memutuskan untuk pulang di siang hari itu sekitar pukul 14,00 dan berpamitan kepada para umat ibadat yang ada disitu. Jika ada waktu luang lagi,Insya Allah saya akan mengunjungi kembali bangunan yang mampu memberikan rasa damai ini dikala saya merindukan bangunan ini.