Kamis, 19 Mei 2016

Bule time


Bule Time

Rabu kemarin kebetulan saya sedang libur UTS. Ketimbang rasa jenuh ini mulai menyerang dan membuat penjara hampa untuk saya,saya memutuskan untuk pergi ke Kota Tua yang berada di Jakarta Kota bersama seorang teman saya. Kami pun langsung berangkat dari rumah saya pukul 10 pagi tetapi kami tidak langsung meluncur ke stasiun Bekasi,melainkan ke kampus karena teman saya ingin melakukan daftar ulang semester. Kami baru mulai berangkat sekitar pukul 12.15 wib dari kampus kami menuju St.Bekasi . Sesampainya di St.Bekasi,kami langsung memarkir kan motor kami dan segera mengantri di loket tiket untuk membeli tiket tujuan St.Jakarta Kota. Setelah selesai membeli tiket,kami berjalan menuju peron kereta sambil sesekali melirik kearah kereta datang. Kereta pemberangkatan menuju Jakarta Kota pun datang,kami segera melangkahkan kaki kami dan melesat cepat masuk ke dalam kereta. Saat itu,kereta masih sepi dikarenakan orang-orang yang sibuk itu sudah berangkat sejak pagi dan tentunya beruntung kami dapat tempat duduk. Cuaca saat itu sangat panas dan kami belum mengisi perut kami siang itu. kereta pun berangkat dan mulai melesat pelan melewati stasiun demi stasiun. Saya tidak merasakan sama sekali kantuk sejak satu jam perjalanan tidak sabar ingin meliput bule dari berbagai Negara ditambah saya sedikit cemas ketika teman saya mulai menyeletuk “Kalo kita kesana gaada bule,gimana dong?” saya sedikit kesal mendengar celetukannya “yakali,pasti ada kok tapi ga banyak kalo hari biasa”. Singkat cerita selama satu jam perjalanan itu,kami pun sampai di St.Jakarta Kota dan kami langsung melangkah cepat keluar dari kereta dan langsung menyebrang menuju Taman Museum Fatahilah. Siang itu,suasana sekitar museum itu cukup ramai dan memang,saya tidak banyak menemui bule berkulit putih maupun berambut pirang itu. Terik matahari yang menyengat ini tak menyurutkan semangat kami untuk berkeliling dahulu di Museum Fatahilah,kami berjalan memasukki bangunan museum yang konon dahulunya adalah bangunan Gereja milik Belanda.  Sebenarnya,kami sudah pernah mengunjungi museum ini tetapi ini kunjungan kedua kali bagi saya. Setelah puas kami berkeliling mengelilingi tiap sudut bangunan museum itu,kami langsung berkeliling lagi mencari objek wisata yang sekiranya cukup menarik. Di sekitar orang-orang berkostum unik melayang lucu itulah,saya menemui segerombolan bule berkulit putih . Tanpa berpikir panjang lagi,saya langsung menghampiri segerombolan bule berpostur tinggi itu dan meminta mereka untuk saya wawancarai singkat. Berikut ini segelintir percakapan saya dengan mereka. Berawal saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.
Saya : “So,what’s your name?” (Jadi siapa nama kalian?)
Pria bule itupun menjawab dengan tatapan ramah sembari memperkenalkan teman-temannya juga.
Jefril : “My name is Jefril,and she is Sheera and Thier” (Nama saya Jefril,Sheera,dan Thier)
Saya : “And where do you come from ?”(Dan kalian berasal dari manakah?)
Jefril : “I’m come from Switzerland,America (Sheera),and Belgian (Thier)” (Saya berasal dari Switzerland,Amerika,dan Belgian)
Saya mendadak bingung dan pikiran saya blank karena grogi melihat mereka terlihat menunggu pertanyaan selanjutnya dari saya.
Saya : “uhm,Have you ever come to Indonesia especially Jakarta?” (Apakah sebelumnya kalian pernah ke Indonesia terutama Jakarta)
Jefril : “Yes,I live in Jakarta and this is my friends visiting” (Ya,saya tinggal di Jakarta dan teman-teman saya ini sedang berkunjung)
Saya : “Have you ever visit any town in Indonesia?” (Pernahkah kalian berkunjung ke kota lain di Indonesia?)
Jefril : “Yes,I had ever visited to Surabaya,Jogjakarta,Bali. Oh,Jogjakarta not yet,but soon” (Ya,saya pernah berkunjung ke Surabaya,Jogjakarta dan ,Bali. Oh,saya belum pernah ke Jogjakarta tapi lain waktu)
Saya : “How long do you stay in here?” (Berapa lama kalian tinggal disini?)
Jefril : “I’ve been live in here for 5 months,and they will two weeks and they are come yesterday” (Saya tinggal disini selama 5 bulan dan mereka akan tinggal selama dua minggu. Mereka baru datang kemarin)
Saya : “What do you think about Indonesia?” (Apa pendapat kalian tentang Indonesia?)
Jefril : “The people are friendly and they like take a picture with us.we like a movie stars (sembari tertawa) and the food is very delicious. Makan enak-enak” (Bule ini mengeluarkan logat Indonesia nya yang masih medok). (“Orang-orangnya sangat ramah dan suka berfoto bersama kami. Kami seperti bintang film. Dan makanannya juga enak”.)
Saya : “What’s the most favorites your food?” (Apa makanan terfavorit kalian?)
Jefril : “Martabak” (sembari tersenyum diiringi tawa Sheera)


Percakapan singkat kami pun berakhir dan saya basa-basi memintanya untuk berfoto bersama. Saya pikir tidak etis rasanya jika bertanya lebih banyak lagi soal pribadi mereka masing-masing. Maka itu,kami pun berpamitan dengan segerombolan bule itu. Saya pun mulai lega liputan saya berakhir dan kami pun langsung bersantai ria sembari menuju kedai makanan yang tak jauh dari lokasi kami berada. Setelah puas menikmati ramainya suasana sekitar Museum Fatahilah,kami memutuskan untuk pulang pada pukul 15.00 wib. Kami langsung menuju loket stasiun untuk mengisi ulang tiket perjalanan kami ke Bekasi. Perjalanan memakan waktu 5 jam menuju Bekasi. Kami mulai merasa letih dan lesu berdiri dikelilingi hiruk pikuk nya suasana kereta itu yang mulai ramai. Walaupun begitu,saya benar-benar lega karena perjalanan kami meliput bule tidak sia-sia.