Rabu, 29 April 2015

Terimakasih,kamu telah mempermainkanku lagi

Aku tak habis pikir dengan pola pikirmu. siang tadi,ketika aku membuka ponselku tiba-tiba ada pesan masuk darimu yang berisi bahwa kamu ingin mengakhiri hubungan kita. kamu bilang,kamu ingin fokus ke kuliahmu dulu,kamu tak yakin bahwa kita bisa bertahan lama walaupun jarak memisahkan. membaca pesan itu,aku hanya tersenyum simpul. benar dugaanku,kamu lagi-lagi berbohong dan aku hanya bisa mengucapkan terimakasih untuk segalanya. aku sangat hafal dari dulu gelagatmu itu. tetapi,entah perasaan yang membuatku muak ini tiba-tiba muncul. aku lagi-lagi merasakan sakit hati yang amat sangat. 


Sesungguhnya,dari awal  aku tak yakin bisa benar-benar menerima dirimu lagi. tetapi,entah mengapa setelah aku mendapatkan kepastian dan kenyataan bahwa hubungan kami sudah berakhir,aku merasakan panas dan sesak dihatiku. api emosi telah membakar semuanya. aku muak dan lelah mendengar semua alasan kuno mu itu. aku lelah,memberimu kesempatan berkali-kali. percuma,jika kamu berkali-kali berjanji dengan kata demi kata bahwa kamu pasti bisa setia,bahwa kamu tidak akan menyakitiku lagi tetapi nyatanya? itu semua hanya iminganmu saja demi membuatku luluh karena rayuan sampahmu itu. dan kamu pun,akhirnya berhasil mendapatkan dan memenangkan hatiku lagi saat itu. aku dengan mudahnya menerimamu lagi. ini salahku juga. dan kamu,tidak kunjung juga berubah untuk jujur. aku yakin dan sudah menduga,kamu pasti sudah mendapatkan perempuan lain yang jauh lebih baik dibandingkan denganku bukan? maaf,aku bukan selamanya perempuan bodoh yang bisa kamu kelabui,rayui,dan permainkan sesukamu.aku hanya berpura-pura bodoh. aku tidak butuh kata-kata romantismu. cukup aku yang kamu bohongi, jangan sampai perempuan lain pun kamu perbuat sedemikian rupa.

Tahukah kamu? bahwa sesungguhnya,laki-laki memang tidak diciptakan untuk menyakiti perempuan dan perempuan pun diciptakan tidak untuk disakiti,dibohongi,bahkan dipermainkan seperti boneka.
karena pada dasarnya,kamu juga telah menyakiti hati ibumu. tak apa,semoga tuhan memberikanmu tamparan keras untuk membuatmu sadar bahwa apa yang telah kamu perbuat ini tanpa sadar buruk di mata tuhan dan juga di mata orang lain. terimakasih,lagi-lagi kamu telah mempermainkanku lagi. aku sudah cukup 'kenyang' mendengar rayuan busukmu berulang kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar